Profil Desa Pangempon
Ketahui informasi secara rinci Desa Pangempon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pangempon, Kecamatan Kejobong, Purbalingga. Mengupas tuntas potensi utama industri bata merah tradisional, perannya sebagai pilar fundamental ekonomi desa, dan sinerginya yang kuat dengan sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan.
-
Pusat Industri Bata Merah Tradisional
Dikenal luas sebagai salah satu desa sentra produksi batu bata merah di Kecamatan Kejobong, dengan proses padat karya yang menjadi sumber utama lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi sebagian besar warganya.
-
Ekonomi Berbasis Pemanfaatan Sumber Daya Alam Lokal
Perekonomian desa secara dominan ditopang oleh pemanfaatan tanah liat sebagai bahan baku, menciptakan ekosistem industri dari hulu (penambangan) hingga hilir (pemasaran) di tingkat desa.
-
Fondasi Pertanian yang Kokoh
Sektor pertanian tetap berfungsi sebagai pilar pendukung yang vital, tidak hanya menjamin ketersediaan pangan bagi para pekerja dan warga, tetapi juga menyediakan produk sampingan (sekam padi) sebagai bahan bakar industri bata.

Di tengah Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, terdapat sebuah desa di mana tanah bukan hanya dipijak dan ditanami, tetapi juga dibentuk, dibakar dan diubah menjadi pilar-pilar peradaban. Desa Pangempon, sebuah komunitas pekerja keras, telah mengukuhkan identitasnya sebagai salah satu sentra industri batu bata merah tradisional yang paling vital di wilayahnya. Di sini, aroma tanah liat yang basah dan asap dari tungku pembakaran (tobong) menjadi penanda dari denyut ekonomi yang tak pernah berhenti.
Kisah Desa Pangempon ialah narasi tentang transformasi dan kerja keras. Warganya telah secara turun-temurun menguasai seni mengubah sumber daya alam yang melimpah di bawah kaki mereka menjadi produk esensial untuk pembangunan. Industri ini, meskipun bersifat tradisional, telah menjadi fondasi kokoh yang menopang kehidupan ratusan keluarga. Didukung oleh sektor pertanian yang tetap terjaga, Desa Pangempon menampilkan potret desa yang berdaya, membangun masa depannya dari bongkahan-bongkahan tanah yang dibentuk dengan keringat dan ketekunan.
Membakar Tanah, Membangun Kehidupan: Industri Bata Merah Sebagai Jiwa Desa
Jantung perekonomian Desa Pangempon berdetak di dalam tungku-tungku pembakaran bata. Industri ini menjadi pemandangan umum di hampir seluruh penjuru desa, melibatkan sebagian besar tenaga kerja laki-laki dan menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga.
Proses Produksi Padat Karya Proses pembuatan bata merah di Desa Pangempon masih banyak mengandalkan metode tradisional yang padat karya, sebuah siklus yang membutuhkan tenaga, kesabaran, dan keahlian di setiap tahapannya:
- Penggalian Tanah LiatTahap awal dimulai dengan menggali tanah liat dari lahan-lahan khusus yang menjadi bahan baku utama.
- Pengolahan dan PencetakanTanah liat kemudian diolah, dicampur dengan air hingga mencapai konsistensi yang pas, lalu dicetak menjadi balok-balok bata. Proses pencetakan ini ada yang masih menggunakan tangan, ada pula yang sudah dibantu dengan mesin cetak sederhana untuk meningkatkan kapasitas produksi.
- PenjemuranBata yang masih basah kemudian dijemur di bawah terik matahari selama beberapa hari hingga benar-benar kering dan keras. Tahap ini sangat bergantung pada kondisi cuaca.
- Pembakaran di TobongTahap terakhir dan paling krusial yaitu pembakaran. Bata-bata kering disusun rapi di dalam sebuah tungku besar yang disebut tobong. Proses pembakaran berlangsung selama beberapa hari non-stop menggunakan bahan bakar seperti kayu dan sekam padi hingga bata berubah warna menjadi merah matang dan memiliki kekuatan optimal.
Industri padat karya ini menciptakan spesialisasi kerja di kalangan warga, mulai dari penggali tanah, pencetak, hingga operator tungku, memastikan bahwa manfaat ekonomi dari industri ini tersebar luas.
Rantai Ekonomi dan Pasar Bata Merah
Industri bata merah di Desa Pangempon telah membentuk sebuah rantai ekonomi yang mandiri di tingkat lokal. Usaha ini umumnya dimiliki secara perorangan atau keluarga, di mana satu keluarga bisa mengelola satu atau lebih tungku pembakaran.
- Pemasaran ProdukBatu bata dari Pangempon memiliki reputasi yang baik di kalangan para pelaku konstruksi lokal. Produknya dipasarkan secara langsung kepada konsumen perorangan yang sedang membangun rumah, para kontraktor proyek, hingga didistribusikan ke toko-toko bahan bangunan di wilayah Purbalingga dan sekitarnya.
- Tantangan IndustriSebagai industri tradisional, para pengrajin dihadapkan pada sejumlah tantangan. Ketergantungan pada cuaca untuk proses pengeringan, kenaikan harga bahan bakar, serta persaingan dengan bahan bangunan modern seperti bata ringan (hebel) menjadi beberapa kendala utama. Selain itu, aspek lingkungan terkait asap dari proses pembakaran juga menjadi perhatian yang perlu dikelola dengan baik.
Meskipun demikian, permintaan terhadap bata merah konvensional yang dianggap lebih kokoh dan sejuk untuk bangunan membuat industri ini tetap bertahan dan menjadi andalan.
Lahan yang Sama, Dua Manfaat: Sinergi dengan Sektor Pertanian
Meskipun industri bata merah menjadi primadona, sektor pertanian di Desa Pangempon tetap berjalan beriringan dan memegang peranan yang tak kalah penting. Keduanya hidup berdampingan, bahkan menciptakan sebuah hubungan sinergi yang unik.
- Ketahanan PanganLahan pertanian yang ada, baik sawah maupun tegalan, dimanfaatkan untuk menanam padi dan palawija. Sektor ini berfungsi sebagai jaring pengaman sosial dan penjamin ketahanan pangan bagi warga desa. Ketika pendapatan dari industri bata mungkin fluktuatif, hasil dari pertanian memastikan kebutuhan pokok keluarga tetap terpenuhi.
- Sinergi Bahan BakarSalah satu bentuk sinergi yang paling nyata ialah pemanfaatan sekam padi, yang merupakan limbah dari proses penggilingan padi, sebagai salah satu bahan bakar utama untuk tungku pembakaran bata. Hal ini menciptakan sebuah siklus ekonomi yang efisien, di mana limbah dari satu sektor menjadi input produktif bagi sektor lainnya.
Geografi, Demografi, dan Pembangunan Infrastruktur
Desa Pangempon memiliki luas wilayah 2,29 km². Secara geografis, kondisi tanahnya yang mengandung banyak lempung sangat ideal untuk industri bata merah. Batas-batas wilayahnya meliputi:
- Sebelah UtaraDesa Penolih (Kecamatan Kaligondang)
- Sebelah TimurDesa Timbang (Kecamatan Kejobong)
- Sebelah SelatanDesa Kejobong (Kecamatan Kejobong)
- Sebelah BaratDesa Krenceng (Kecamatan Kejobong)
Jumlah penduduk Desa Pangempon tercatat sebanyak 2.748 jiwa, yang terdiri dari 1.396 laki-laki dan 1.352 perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya ialah 1.200 jiwa/km2. Kode pos untuk Desa Pangempon yaitu 53392.
Pemerintah Desa Pangempon menyadari betul pentingnya infrastruktur yang memadai untuk menopang industri utamanya. Pembangunan dan perbaikan jalan desa menjadi prioritas utama dalam alokasi Dana Desa. Jalan yang kuat dan lebar sangat vital untuk kelancaran transportasi truk-truk yang mengangkut bata merah ke berbagai tujuan, yang pada akhirnya akan menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk.
Desa Pangempon, Kecamatan Kejobong, adalah sebuah simbol dari etos kerja dan semangat kewirausahaan yang berbasis pada sumber daya alam lokal. Melalui industri bata merah, masyarakatnya tidak hanya membangun rumah dan gedung, tetapi juga membangun fondasi ekonomi yang kuat untuk keluarga dan komunitas mereka. Didukung oleh sektor pertanian yang resilien, desa ini menunjukkan model pembangunan yang seimbang dan mandiri.
Ke depan, tantangan bagi para pengrajin bata merah di Pangempon ialah beradaptasi dengan tuntutan zaman, terutama dalam hal efisiensi energi dan kelestarian lingkungan. Adopsi teknologi tungku pembakaran yang lebih ramah lingkungan dan upaya standardisasi kualitas produk akan menjadi kunci agar warisan industri ini dapat terus membara, memberikan kehangatan dan kesejahteraan bagi generasi-generasi selanjutnya.